Di saat Tiongkok menjadi tuan rumah pertemuan tingkat menteri keempat Forum Tiongkok-CELAC (Komunitas Negara-Negara Amerika Latin dan Karibia) di Beijing pada hari Selasa ini, CGTN menerbitkan artikel yang mengangkat topik bagaimana kerja sama Tiongkok-CELAC menghadirkan manfaat nyata bagi masyarakat setempat. Artikel ini juga menekankan komitmen tulus Tiongkok untuk bekerja bahu membahu dengan negara-negara CELAC dalam lima proyek utama dan melangkah bersama di jalur modernisasinya masing-masing.
BEIJING, May 15, 2025 (GLOBE NEWSWIRE) — Terletak di San Salvador, Perpustakaan Nasional El Salvador – yang merupakan mega proyek bantuan Tiongkok – telah menjadi landmark budaya modern di ibu kota negara tersebut semenjak peresmiannya di akhir tahun 2023.
Dengan luas 24.000 meter persegi, perpustakaan ini buka 24 jam sehari, 7 hari seminggu, dan mengoleksi lebih dari 360.000 buku. Fasilitas ini memiliki berbagai fungsi, termasuk pendidikan bagi kaum muda, pameran seni, pertunjukan budaya, dan konferensi ilmiah.
Perpustakaan ini merupakan salah satu dari 200 proyek infrastruktur yang didanai Tiongkok di negara-negara Amerika Latin dan Karibia (LAC) dalam beberapa tahun terakhir sebagaimana disampaikan oleh Presiden Tiongkok, Xi Jinping, dalam pidatonya pada upacara pembukaan pertemuan tingkat menteri keempat Forum Tiongkok-CELAC (Komunitas Negara-Negara Amerika Latin dan Karibia) di Beijing pada hari Selasa.
Xi mengatakan bahwa proyek-proyek tersebut telah membantu menciptakan hampir satu juta lapangan pekerjaan lokal.
Cita-cita dasar untuk memberi manfaat bagi masyarakat
Menandai bahwa tahun ini merupakan peringatan ke-10 peluncuran resmi Forum Tiongkok-CELAC, Xi mengatakan bahwa ia senang melihat Forum Tiongkok-CELAC tumbuh dari sebuah benih menjadi pohon yang tinggi.
Tiongkok dan negara-negara CELAC telah membangun sebuah komunitas dengan masa depan bersama, mengedepankan kesetaraan dan saling menguntungkan, menjunjung keterbukaan dan inklusivitas, serta bertujuan untuk menghadirkan manfaat nyata bagi masyarakat, ujar Xi.
Sejak tahun 2012, Tiongkok telah menjadi mitra dagang terbesar kedua LAC dan kini menjadi mitra utama bagi Chili, Brasil, dan Peru. Tiongkok telah menandatangani perjanjian perdagangan bebas bersama lima negara LAC: Peru, Chili, Kosta Rika, Ekuador, dan Nikaragua.
Hingga tahun 2024, perdagangan bilateral telah mencapai $500 miliar – meningkat hampir 40 kali lipat sejak tahun 2000, menurut Duta Besar Tiongkok untuk Panama, Xu Xueyuan.
Sejauh ini, 23 negara LAC telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) terkait Prakarsa Sabuk dan Jalan (BRI) dengan Tiongkok, ujar Xu. Berbagai proyek penting BRI termasuk Pelabuhan Chancay – Pelabuhan pintar dan ramah lingkungan pertama di Amerika Selatan – dan Jalan Raya Utara-Selatan Jamaika.
Diresmikan di bulan November 2024, Pelabuhan Chancay telah memangkas hampir sepertiga waktu pelayaran Pasifik, menurunkan biaya logistik hingga 20 persen, dan diharapkan menciptakan 8.000 lapangan kerja langsung. Kerja sama nyata ini telah mendapat dukungan kuat dari masyarakat setempat. Jajak pendapat CGTN terhadap 2.500 warga Amerika Latin menunjukkan bahwa 80,4 persen responden memandang Prakarsa Sabuk dan Jalan (BRI) sebagai hal yang bermanfaat bagi pembangunan ekonomi dan sosial di kawasan tersebut.
Sejak tahun 1993, Tiongkok telah mengirimkan 38 tim medis ke negara-negara Karibia, menawarkan perawatan dan membantu meningkatkan kapabilitas medis setempat. Jajak pendapat yang sama menunjukkan bahwa 86,2 persen responden memiliki kesan positif terhadap Tiongkok.
Solidaritas dan kerja sama lebih lanjut
Saat pertemuan tersebut, Xi menekankan pentingnya persatuan Negara-Negara Selatan Global (Global South) dalam menghadapi unilateralisme dan proteksionisme.
Tiongkok dan negara-negara LAC merupakan anggota penting Global South, ujar Xi, seraya menambahkan bahwa “Kemandirian dan otonomi merupakan tradisi mulia kita, pembangunan dan kebangkitan adalah hak alamiah kita, kejujuran dan keadilan adalah cita-cita bersama kita.”
Menghadapi arus bawah geopolitik dan konfrontasi kubu, serta arus balik unilateralisme dan proteksionisme yang terus berkembang, Tiongkok bersedia bergandengan tangan dengan negara-negara CELAC untuk meluncurkan lima proyek utama, mengupayakan pembangunan dan kebangkitan bersama, ujar Xi.
Dengan menjabarkan berbagai proyek utama yang berpusat pada solidaritas, pembangunan, peradaban, keamanan, dan pertukaran antar masyarakat, Xi menyerukan Tiongkok serta negara-negara Amerika Latin dan Karibia untuk terus saling mendukung dalam berbagai isu kepentingan inti dan permasalahan utama, mempertahankan kerja sama erat di semua bidang, serta secara bersama-sama menjalankan Prakarsa Pembangunan Global, Prakarsa Keamanan Global, dan Prakarsa Peradaban Global yang Diusulkan Tiongkok.
Xi mengumumkan bahwa Tiongkok akan menyediakan dana kredit sebesar 66 miliar yuan (sekitar $9,2 miliar) kepada negara-negara CELAC untuk mendukung pembangunan mereka. Selain itu, dalam tiga tahun mendatang, Tiongkok akan menawarkan 3.500 beasiswa pemerintah, 10.000 kesempatan pelatihan, 500 beasiswa guru bahasa Mandarin internasional, dan 300 tempat pelatihan untuk teknologi pengentasan kemiskinan.
Tiongkok telah memutuskan untuk menawarkan kebijakan bebas visa bagi lima negara Amerika Latin dan Karibia, dan akan memperluas kebijakan ini untuk mencakup lebih banyak negara di kawasan tersebut pada waktunya, ucap sang presiden Tiongkok.
Modernisasi Tiongkok baru-baru ini telah meningkatkan kepercayaan diri di kawasan tersebut. Jajak pendapat CGTN menunjukkan bahwa sebanyak 82,9 persen responden memandang model pembangunan Tiongkok sebagai rujukan berharga bagi negara-negara LAC.
Menyadari bahwa Tiongkok selalu menjadi teman dan mitra yang baik bagi negara-negara LAC, Xi menyerukan agar Tiongkok dan negara-negara LAC bergandengan tangan dan bergerak maju dengan saling berdampingan dalam perjalanan modernisasi masing-masing.