Perusahaan suplemen asal Australia, Blackmores, buka suara terkait klaim bahwa produk mereka mengandung kadar vitamin B6 berlebih sehingga berpotensi menyebabkan efek toxic dan gangguan kesehatan serius bagi konsumen.
“Di Blackmores, kami berkomitmen pada standar kualitas tertinggi produk dan keamanan konsumen. Semua produk kami yang mengandung vitamin B6, dikembangkan sesuai dengan persyaratan peraturan Administrasi Barang Terapi (TGA). Ini termasuk kepatutan dosis harian maksimum yang diizinkan dan pencantuman pernyataan peringatan yang diwajibkan,” ujar juru bicara Blackmores dikutip dari News.com.au.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kami mengetahui keputusan sementara yang dikeluarkan TGA dan kami akan memastikan kepatuhan penuh terhadap keputusan akhir,” lanjut pernyataan itu.
Pernyataan Blackmores tersebut mengomentari pengumuman Badan Administrasi Barang Terapi Australia (Therapeutic Goods Administration/TGA) yang mengakui belum ada konsensus jelas mengenai batas aman konsumsi vitamin B6 untuk sepenuhnya mencegah neuropathy.
Laporan tersebut kemudian merekomendasikan agar produk yang mengandung lebih dari 50 miligram vitamin B6 per hari dikategorikan ulang sebagai “Obat Khusus Apoteker”.
Menanggapi laporan ini, juru bicara Blackmores menyatakan bahwa perusahaan telah mengetahui usulan perubahan yang diajukan oleh TGA.
CNN Indonesia juga telah menghubungi pihak Blackmores Australia melalui surat elektronik untuk meminta tanggapan lebih lanjut atas laporan ini.
“Terima kasih atas pertanyaan Anda. Saat ini kami sedang melakukan koordinasi internal dan akan kembali kepada Anda dengan tanggapan,” demikian pernyataan tim Humas Blackmores, membalas surel CNN Indonesia.
CNN Indonesia masih menunggu respons lanjutan dari pihak Blackmores Australia.
Bersambung ke halaman berikutnya…
Media Australia, News.com.au, sebelumnya melaporkan bahwa sejumlah warga Australia, termasuk Dominic Noonan-O’Keefie, melaporkan gejala gangguan saraf setelah mengonsumsi suplemen Blackmores sejak Mei 2023.
Noonan-O’Keefie mengaku mengonsumsi suplemen magnesium dari Blackmores untuk mendukung kesehatannya menjelang kelahiran anak pertamanya.
Namun, tanpa mengetahui potensi kandungan vitamin B6 dalam jumlah yang dianggap berbahaya, ia mengalami gejala seperti kelelahan, sakit kepala, kejang otot, jantung berdebar, hingga kehilangan sensasi.
Setelah menjalani pemeriksaan medis, tim pengacaranya dari firma hukum Polaris menyebut kliennya didiagnosis mengalami neuropathy, gangguan saraf yang diduga akibat kelebihan konsumsi vitamin B6.
Meski telah berhenti mengonsumsi suplemen tersebut pada awal 2024, Noonan-O’Keefie disebut masih mengalami gejala tersebut hingga saat ini.
Polaris saat ini tengah menyelidiki kemungkinan pengajuan gugatan class-action terhadap Blackmores.
Firma hukum tersebut menilai produk Blackmores mengandung hingga 29 kali lipat dari asupan harian vitamin B6 yang direkomendasikan.
“Ini sangat mengkhawatirkan saat Anda berjalan ke lorong vitamin di apotek mana pun di Australia dan mendapati bahwa suplemen mengandung kadar B6 yang melebihi asupan harian yang direkomendasikan,” ujar pendiri Polaris, Nick Mann, kepada News.com.au.
“Apa yang terjadi pada Dominic memang tragis, tapi dia tidak sendirian.
Kami mengetahui terdapat laporan bahwa kadar vitamin B6 yang berlebihan dalam suplemen yang dijual bebas mungkin menyebabkan cedera permanen pada ratusan warga,” lanjutnya.