Jemaat Gereja Unifikasi Diteror Ancaman Pembunuhan Usai Kasus Abe

Jemaat Gereja Unifikasi Diteror Ancaman Pembunuhan Usai Kasus Abe

Jakarta, CNN Indonesia

Jemaat Gereja Unifikasi di Jepang kerap mengalami pelecehan dan diteror ancaman pembunuhan sejak penembakan eks Perdana Menteri Shinzo Abe pada Juli lalu.

“Anggota kami di Jepang menerima ancaman pembunuhan, menerima ancaman via telepon ‘Kami akan membunuh Anda,'” kata Kepala Gereja Unifikasi Jepang, Tomihiro Tanaka, pada Rabu (10/8), seperti dikutip AFP.

Tanaka juga mengatakan sejumlah anggotanya ditekan untuk mengundurkan diri dari pekerjaan mereka. Anak mereka juga tak bisa ke sekolah karena dirundung teman-temannya.

Gereja Unifikasi menjadi sorotan usai Tetsuya Yamagami menembak Abe pada 7 Juli lalu.

Yamagami menganggap Abe terlibat dengan Gereja Unifikasi yang membuat bangkrut sang ibu. Ibunya disebut menyumbang ke gereja itu hingga 100 juta yen atau sekitar Rp10,8 miliar.

Donasi ke Gereja Unifikasi pun menjadi sorotan. Menurut sejumlah media, organisasi itu kerap memaksa anggota berdonasi, bahkan tak segan menyuruh mengambil pinjaman.

Namun, Gereja Unifikasi membantah tuduhan itu.

Lebih jauh, Gereja Unifikasi juga disebut memiliki hubungan dengan partai berkuasa Jepang, Partai Liberal Demokratik (LDP), dan politikus Negeri Sakura, termasuk adik Abe, Nobuo Kishi.

Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, pun memecat Kishi dari jabatan menteri pertahanan karena diduga terkait dengan Gereja Unifikasi.

[Gambas:Video CNN]

Tak hanya Kishi, sejumlah menteri lain juga dipecat. Pemecatan ini dilakukan di tengah kekhawatiran warga akan keterkaitan partai berkuasa dengan Gereja Unifikasi.

Namun, Tanaka membantah organisasinya mendukung parpol itu. Ia hanya mengakui Gereja Unifikasi dan LDP bersama-sama menebar paham anti-komunis.

“Dari pandangan tersebut, bisa dikatakan seperti kemungkinan ada lebih banyak titik pertemuan antara kami dan anggota parlemen LDP,” kata dia.

(isa/has)

[Gambas:Video CNN]



Scroll to Top