Riset: Penggunaan Paylater di Indonesia Naik 38 Persen di 2022

Riset: Penggunaan Paylater di Indonesia Naik 38 Persen di 2022

Suara.com – Riset dari Kredivo dan Katadata Insight Center menunjukkan kalau penggunaan paylater di e-commerce meningkat hingga 38 persen selama tahun 2022. Di tahun sebelumnya, penggunaan paylater hanya meningkat sebesar 28 persen.

Dalam riset bertajuk Perilaku Konsumen E-Commerce Indonesia itu, 50 persen konsumen telah menggunakan paylater lebih dari setahun. Sedangkan 49 persen konsumen menggunakan paylater setidaknya sekali dalam sebulan.

Melihat hal tersebut, Kredivo sebagai penyedia layanan paylater di Indonesia optimistis bahwa peran paylater dapat semakin optimal untuk menjadi instrumen penjaga daya beli masyarakat di tengah kondisi ekonomi Indonesia yang sangat dinamis.

VP Marketing & Communications Kredivo, Indina Andamari menyatakan, faktor durasi proses persetujuan, pengalaman bertransaksi, dan syarat pengajuan merupakan keunggulan paylater yang dirasa paling memuaskan dengan lebih dari 96 persen konsumen mengakui hal tersebut.

Baca Juga:
Ingin Ajukan Pinjaman ke Kredivo, Begini Syarat yang Harus Dipenuhi

“Mengacu pada riset terbaru Kredivo bersama Katadata Insights Center, mayoritas masyarakat memilih Paylater karena faktor fleksibilitas pembayaran, proses pendaftaran cepat dan mudah, serta adanya jaminan pengawasan dari OJK,” kata Indina dalam keterangannya, Rabu (21/9/2022).

Sementara dari sisi industri, Indina menilai pertumbuhan paylater didorong oleh kesenjangan akses kredit di Indonesia, pesatnya adopsi digital di berbagai sektor, popularitas e-commerce, dan kemampuan Paylater dalam menjangkau masyarakat underbanked untuk mendapatkan akses kredit.

Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Nailul Huda memprediksi kalau paylater pun semakin menjadi pilihan masyarakat seiring kondisi ekonomi nasional yang diikuti dengan penyesuaian berbagai kebijakan.

Ia menilai, kondisi ekonomi yang dialami masyarakat saat ini akan berpengaruh terhadap daya beli masyarakat yang semakin menurun akibat kenaikan tingkat inflasi.

“Pada akhirnya, konsumsi masyarakat akan melambat. Fenomena ini sebenarnya selain menjadi tantangan bagi masyarakat, namun juga bisa menjadi peluang besar bagi industri Paylater,” ungkapnya.

Baca Juga:
Akulaku PayLater Jadi BNPL Pertama di Asia Tenggara yang Bermitra dengan Alipay+

Ia melanjutkan, prinsip kerja paylater yang memungkinkan masyarakat membeli kebutuhan dengan membayar secara berkala dan proses persetujuan yang mudah, akan menjadi stimulus bagi daya beli masyarakat.

Scroll to Top